Minggu, 16 November 2014

Belitung Journey, Episode 1: The Beginning



prologue
Somewhere in the middle of unknown, around 2007

¾ buku kuhabiskan dalam perjalanan kereta argo wilis dari bandung ke jogjakarta. Buku lokal yang sangat fenomenal di masa itu, LASKAR PELANGI. Hanyut aku mengarungi cerita...lembar demi lembar, cerita tentang persahabatan, perjuangan akan pendidikan, mimpi dan cita-cita, dan cinta.
Selesai kubaca buku itu, saat itulah aku berikrar, setidaknya aku bermimpi menginjak tanah belitung, demi merasakan hawa impian, tekad dan perjuangan, serta inspirasi. Aku ingin menyaksikan sendiri cantiknya pantai di belitung, dan tentunya, apa yang bisa mengsinpirasiku disana.

Tambahan adegan: saat itulah aku bertemu pramugari kereta imut nan mungil, aku memanggilnya untuk memesan makanan. Tapi aku juga ingat bahwa dia belum memberikan kembalian 500Rp. Aku memaafkannya tapi tak melupakan.....
(just enjoy the intro song)


Jakarta, 16 September 2014
subuh pertama aku terbangun, y subuh pertama aku terbangun dengan seorang wanita indah disampingku, wanita yg sejak 14 september 2014 aku sebut istri..hihi
kami excited sekali hari itu, karna ini adalah hari keberangkatan kami ke belitung...for what people call...HONEY MOON. We did this biar kayak orang-orang gitu
berangkat pkl 06.00 menuju gambir untuk menggunakan damri menuju bandara. Jam 07.25 kami telah tiba di bandara. Sriwijaya Air, menjadi makskapai pilihan kami, karena bujetnya terjangkau dan dapet makan...dapet makaaannn (walau hanya roti, eh tapi enaak)
kita di SHIA term 1b
flight pukul 09.30, kami tiba di bandara Has Hanadjoedin pkl 10.30
Tanjung Pandan adalah kota yang panaass...setidaknya itulah yang kami rasakan ketika turun dari pesawat. Bandara kecil, yang seharusnya sudah ada proyek untuk memperluasnya (rio read this...reaadd thiisss)


Entah mengapa yg kefoto beginain doang..tapi inilah bandara has hanadjoedin TJQ
Kami dijemput oleh empunya persewaan motor dengan mobil (aneh kan kan)
Dengan maksud bahwa ybs tidak bisa membawa motor sendirian. Nanti naik apa saya dari bandara (bodo amat gw mah, kan kalo naik mobil jadi bayar cas 50rb, ku tak relaaa (tapi abis itu rela karena ybs pernah tinggal di bandung dan punya adik org bandung (pokoknya baraya mah amanlah)))

Lagi2 cerita di tanah bali terulang. Kami memesan vario tapi yang datang adalah xeon. Sepertinya chemistry kami dengan merk yamaha xeon sangat kuat (maksdunya ni motor kayaknya harus dibeli)
Kami berangkat ketika jam makan siang. Setelah disarankan oleh empu motor, akhirnya kami mecoba mi bangke bangka Atep. Dan woalaa..ada banyak foto pesohor disana, salah satunya ada foto ibu suri.

Rasa mi nya enak, terdapat udang dan kuahnya kental. Ini sangat rekomen buat kalian yang akan ke tanjung pandan. Dibandingkan dengan mi bangka koba di pangkal pinang sana, aku lebih suka ini, coz di mi koba, tidak ada daging sama sekali dan terkesan hambar. Letak rm makan mi atep adalah di jl sriwijaya no 27, dekat dengan simpang lima (jadi teman, simpang lima bukan monopoli semarang saja, bahwa di bandung dan tj pandan juga ada #meletincesy)
ambil foto dari tripadpisor

Puas melakukan hajat makan. Kami melanjutkan perjalanan ke manggar. Ya, manggar sang kota 1001 kopi. Kau tahu teman perjalan ini ternyata menempuh sekitar 78 km. Dem ini kukira jaraknya dekat...ini sih my wish come true, pgn backpackeran sambil turing -_- tp kan itu baru rencanaa..langsung tunai
But Subhanallah, puja dan puji dipersembahkan kepada pegawai PU Kab Belitung dan Belitung Timur. The asphalt so mulus, semulus pahanya cherrybelle. God, I hope i could bring my motorbike come here someday, and conquer this road with her (bike). Brum brum, mtor melaju, menelusuri jalan, menerjang angin yang sangat kencang, bagaikan ditampar olehnya (after this tolak angin merupakan minuman pokok dan wajib)
Sempat brenti untuk beli minum dan chit chat dengan penduduk setempat untuk bertanya. (dan mereka para native sangat ramah, senyum murah sekali dari mereka)

Sekira pukul 14.30 (2 jam perjalanan) kami tiba di manggar. What a nice city without alfa or indomaret inside.
Thx to my GPS, Alhamdulillah hotel nya tertemu dengan cepat. Segera kami menuju resepsionis untuk check in. Kelar urusan check in kami segera menuju gollum lair kamar untuk bobok cantik sambil menikmati kue yg disiapkan khusus oleh tukang hotelnya. Tidur cantik selama sekian detik, kami bersiap untuk perki ke pantai serdang. Sebuah pantai nelayan yang berisi perahu nelayan (malaikat pun tahu itu kayaknya prim)


Guesthotel manggar, tmpat menginap hari pertama


Cantik kan..eh bagus kan
Letaknya tidak jauh dari hotel, pantai serdang merupakan pantai dengan pasir putih yg lembut. Letaknya yang menghadap langsung lautan lepas dan baru ketemu pulau lagi adalah kalimantan, maka ombaknya relatif besar dan anginnya kencang (walau tidak sebesar laut selatan). Disana baru saja selesai pertandingan Porda Prov Babel cabang voli pantai (but there’s no hot chick -_-)








Ganteng Ganteng Sering Gila
Kelar berwelfie ria, kami kembali ke hotel, menunggu jam makan malam dan maghriban.

Malam hari, lapar, makan, makannya di rm mkn sifud, pesen cumi, pesen ikan gtw ikan apa, lupa nanya, tanyain dong, minum jeruk kunci, khasnya babel, asem, tp seger, minum kopi susu, enak bener, pgn nambah, tp gjd, trus ngobrol,eh trnyta warung kopi ramenya malem, seru liatnya,  abis ngobrol pulang ke hotel, udah? Iya udah
Demikian hari pertama berakhir
Coda: malam pertama di belitung masih “puasa”
To be Continued
(wonderful tonight could describe my feeling at the end the first night)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar